DariAbu Hurairah radhiallaahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda, "Ada seseorang berkata, 'Sungguh saya akan menyedekahkan sesuatu.' Lantas ia pergi untuk menyedekahkan sesuatu itu, ternyata sedekah tersebut jatuh ke tangan seorang pencuri. Kemudian pagi harinya orang-orang ramai membicarakan bahwa tadi malam ada sedekah yang diberikan kepada pencuri KhotbahMenyegarkan Jiwa | Tidak Ada Yang Sia-sia Dalam TUHAN | LUCU ABIS 🤣 | Pdt.YANDI MANOBE, S.Th#TidakadayangsiasiadalamTuhan#NasehatKristen#KhotbahLucu Sebabtidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati -. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Berikut ini gambar ayat Roma 5:7-8 untuk anda, AbdillahF. Hasan. ###Tidak Ada Ciptaan Allah yang Sia-sia. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di BACAJUGA : 6 Hal Ini yang Membuat Orang Banyak Sedekah, Istiqomah Beribadah Namun Sia-sia Tidak Ada Pahalanya. 1. Syirik kepada Allah SWT. Syirik adalah menyembah selain Allah SWT dan beribadah kepada selain Allah SWT. Tidak diragukan lagi bahwa syirik akan menghapuskan seluruh amal shalih, sebagaimana dalam firman-Nya, Yrrh. Pertanyaan Jawaban Yesaya 5510–11 mengajar, “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Ayat 11 menjelaskan apa yang dimaksud dengan “tidak kembali akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia” dengan mengajar bahwa “ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Hujan dan salju adalah siklus perjalanan air. Hujan datang ke atas bumi, diserap ke dalam bumi, dan membantu pertumbuhan tanaman, yang kemudian dimakan manusia, dan memberi kehidupan. Hujan dan salju datang dari langit dan tidak kembali ke atas tanpa menuntaskan tujuannya. Allah membandingkan Firman-Nya dengan hujan dan salju karena, seperti hujan, Firman Allah selalu memenuhi tujuan baik-Nya. Ketika Allah menyampaikan bahwa Firman-Nya tidak akan kembali pada Diri-Nya dengan sia-sia, kita dapat memastikan bahwa Ia memiliki tujuan bagi Firman-Nya. Firman Allah berasal dari atas. Ia “menafaskan” Firman-Nya pada kita, yang kemudian direkam di dalam Alkitab 2 Timotius 316. Setiap firman yang Ia berikan pada manusia bertujuan khusus dan ada sebabnya. Sama seperti hujan dan salju, firman Allah menghasilkan kehidupan Yohanes 663 dan menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan kita. Melalui Firman-Nya, kita tahu bahwa Allah mengasihi kita dan bahwa Yesus mati guna membebaskan kita dari dosa dan kematian; kita juga belajar cara hidup sesuai dengan kebenaran tersebut. Ketika Allah mengajar bahwa Firman-Nya tidak akan kembali secara sia-sia, pengetahuan itu menyemangati kita untuk hidup dalam Firman-Nya, menerapkannya ke dalam kehidupan kita, menyerapnya bagaikan tanah yang menyerap hujan dan salju. Kebenaran itu tidak akan kembali dengan sia-sia jika hati kita diubahkan. Firman Allah menegur dan memperbaiki kesalahan kita, dan melatih kita untuk hidup saleh 2 Timotius 316-17. Firman-Nya adalah pelita yang menerangi di dalam dunia yang gelap ini Mazmur 119105. Firman-Nya berlaku bagi setiap masalah yang menerpa. Firman Allah selalu menghasilkan apa yang dituju, baik dalam ajaran, perbaikan, pelatihan, mengarahkan kita pada-Nya, mengungkapkan dosa kita, atau menghasilkan kebaikan lainnya. Ketika Allah mengajar bahwa Firman-Nya tidak akan kembali dengan sia-sia, kita mengerti bahwa Allah itu berdaulat. Janji-Nya ialah bahwa Firman-Nya akan mencapai apa yang Ia kehendaki, bukan apa yang kita inginkan. Kita dapat membagikan Firman dengan tujuan mengubah opini orang lain – dan mungkin saja opini orang itu tidak berubah. Apakah Firman Allah menjadi sia-sia? Tidak, namun tujuan kita mungkin berbeda dengan tujuan Allah. Seperti angin yang “bertiup ke mana ia mau,” Roh Kudus juga bertindak dalam cara yang tak tampak Yohanes 38. Dan Allah dapat menggunakan Firman-Nya dengan cara yang mengejutkan, pada waktu yang tak disangka, di dalam orang yang tak disangka. Sama seperti seorang meteorology tak dapat memastikan turunnya hujan atau salju, kita tidak mungkin menebak bagaimana Allah hendak menggunakan Firman-Nya. Firman Allah tidak akan kembali dengan sia-sia. Firman Allah terlalu kuat. Ketika Allah berfirman, “Jadilah terang,” maka hasilnya adalah “terang itu jadi” Kejadian 13. Ketika Yesus berkata, “Diam! Tenanglah!” maka angin itu reda dan danau itu menjadi teduh Markus 439. Firman Allah selalu berhasil; Allah selalu berhasil, dan mereka yang menerima Firman akan menjadi pemenang pula 1 Yohanes 54. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah artinya bahwa Firman Allah tidak akan kembali dengan sia-sia? Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Beberapa waktu lalu, di sebuah kafe saya berkumpul bersama teman-taman yang dulu pernah mengabdi pada sebuah lembaga pendidikan di Aceh Tengah. Kami bernostalgia tentang masa lalu yang begitu indah menjalani aktivitas di lembaga pendidikan tersebut. Hal yang tidak terlupakan adalah kebersamaan dalam berbagai hal. Kebetulan pimpinannya orang yang sangat familier dan senang dengan suasana lembaga pendidikan tersebut kami cukup lama mengabdi. Meski bukan termasuk perintis, tapi laju kembang lembaga tersebut tidak lepas dari peran aktif dan partisipasi teman-teman. Kini, seiring dengan perubahan dan perputaran waktu, rekan-rekan tidak lagi mengabdikan diri di sana dengan beragam alasan dan terkait regulasi teman mengatakan, sepertinya kiprah dan keterlibatannya di sana dulu sia-sia. Ada kesan bahwa kerja kerasnya tidak mendapat apresiasi, seolah-olah tidak pernah berbuat apapun. Dengan kondisi tersebut dia kecewa dan kelihatan kesal. Beberapa teman lain juga bersikap serupa dengannya mengatakan bahwa perjuangan dan pengabdian mereka sia-sia. Menurut saya, tidak ada perjuangan yang sia-sia. Setiap perjuangan yang dilandasi dengan niat tulus, kesungguhan, dan kesabaran, berpeluang memperoleh hasil maksimal. Saya meyakini bahwa hasil perjuangan kita itu menjelma dalam beragam wujud, mungkin tidak sesuai keinginan kita tapi bisa jadi itu lebih baik dan yang terbaik. Apa yang kita inginkan ketika mengabdi di sebuah tempat? Tentu suatu saat kita berharap lembaga tersebut dapat menampung dan memberikan masa depan bagi kita. Lalu apakah termasuk gagal ketika lembaga tersebut kemudian tidak memberdayakan kita? Tentu tidak. Ada bermacam wujud tersirat tentang keberhasilan kita yang menanti di ruang dan waktu yang pula, kesuksesan tidak dapat dipandang dari satu perspektif dan indikator yang sempit. Saya yakin, jika pengabdian kita didasari oleh motivasi baik, integritas, dan dedikasi tinggi, itu semua akan menjadi nilai dan modal berharga bagi kita untuk diperhitungkan orang lain di tempat yang berbeda. Tidak ada ketulusan dan kebaikan yang berujung kekecewaan. Ketulusan dan kebaikan akan berujung pada kebahagiaan. Itulah tidak ada usaha yang sia-sia. Ada banyak takdir yang dapat dipilih dan ditempuh. Jangan berhenti pada jalan yang kita anggap buntu, kemudian mengasumsikan itu sebagai satu-satunya takdir. Cari dan usahakan terus jalan lain. Meski bukan jalan aspal mulus, penuh lika-liku, dan terkadang penuh rintangan, kita harus terus melaluinya dengan penuh perhitungan dan kewaspadaan. Insya Allah suatu saat kita juga akan sampai ke tempat yang dituju. Biarlah sebagian lewat jalan lurus dan mulus, karena mereka memiliki peluang dan medianya. Yakinlah, setiap perjuangan akan membuahkan hasil! Lihat Sosbud Selengkapnya Images berbuat baik meski kamu tidak diperlakukan dengan baik, kata itu memang ada benarnya juga. Sebab tidak ada kebaikan yang sia-sia, semua hal yang kita lakukan dalam hidup ini pada akhirnya akan kembali pada diri kita sendiri. dan setiap perbuatan akan menerima balasan masing-masing. Itulah hukum alam yang berlaku. Jika kamu menabur kebaikan maka yang akan kamu terima juga berupa kebaikan, begitupun sebaliknya. Untuk itu, tidak usah takut rugi jika ingin berbuat baik. Berikut ini balasan istimewa bagi orang yang berbuat baik yang bisa kamu jadikan motivasi untuk selalu berbuat baik pada Dicintai AllahOrang yang sering berbuat baik akan senantiasa dicintai Allah SWT. Dicintai Allah adalah puncak dari anugerah terindah bagi para insan yang beriman. Sebab, tidak semua orang bisa mendapatkan cinta dari yang maha kuasa. ''Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.'' QS. Al-Baqarah 1952. Mendapatkan KebaikanSiapa yang menabur dialah yang akan menuai, pribahasa itu memang bukan hanya omong kosong belaka. Karena apapun yang kamu lakukan pada orang lain, seperti itu juga yang akan kamu dapatkan. Menabur padi akan panen padi, menabur angin akan menuai badai, dan manabur kebaikan, maka kebaikan pulalah yang akan kamu terima. Allah berfirman ''Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula''. 603. Tidak Akan RugiAda titik dimana seseorang akan kecewa dan merasa rugi karena telah berbuat baik, merasa kecewa karena kebaikannya disia-siakan. Tenang, tidak akan ada perbuatan baik yang sia-sia. Tetaplah berbuat baik sekalipun kamu tidak diperlakukan dengan baik. Percayalah, jika manusia tidak mampu membalas kebaikanmu Allah sendiri yang akan terun tangan untuk memberi hadiah yang indah. 4. Balasan IstimewaTidak ada perbuatan baik yang sia-sia, sekecil apapun pasti mendapat balasan. Mungkin tidak secara langsung saat kamu mengulurkan tangan membantu orang lain, tapi balasan itu pasti ada. Untuk itu, jangan anggap remeh meskipun sepele, Allah akan menghitung dan menyiapkan balasan. ''Barangsiapa yang berbuat kebaikan sebesar biji dzarrah, niscaya dia akan melihat balasan nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan sebesar bji dzarrah, niscaya dia akan melihat balasan nya''. QS-Az-5. Mendapat Rahmat AllahRahmat Allah senantiasa mengiringi langkah orang-orang yang gemar melakukan kebaikan, mereka tidak hanya mementingkan diri sendiri tapi juga saudaranya. ''Sesungguhnya rahhmad Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik'' . QS. Al-A'raf 566. Dihapusnya Dosa-dosaSetiap manusia pasti tidak akan luput dari yang namanya salah dan dosa, itu wajar dan manusiawi. Dan sebaik-baiknya orang pendosa dialah yang mau mohon ampunan Allah. dan senantiasa menabur kebaikan pada sesama. Dalam salah satu ayat dijelaskan ''Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah pengingat bagi orang-orang yang ingat'' QS. Huud 1147. Ganti Berlipat GandaSeperti halnya sedekah Allah akan melipat gandakan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik. Ini membuktikan bahwa Allah tidak main-main dengan janjinya untuk orang-orang baik.''Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah ialah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujud bulir, Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas karunia-Nya lagi mengetahui''. Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala Rosulillah wa ala alihi wa shohbihi ajma’in. Pada posting kali ini, kami akan membawakan beberapa faedah dari kitab Al Fawa’id mengenai hal-hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Hal-hal inilah yang banyak dilalaikan oleh kaum muslimin saat ini, termasuk juga kami. Semoga posting kali ini bisa menjadi nasehat bagi kami dan pembaca sekalian. Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan bahwa ada sepuluh hal yang tidak bermanfaat. Pertama memiliki ilmu namun tidak diamalkan. Kedua beramal namun tidak ikhlash dan tidak mengikuti tuntunan nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ketiga memiliki harta namun enggan untuk menginfakkan. Harta tersebut tidak digunakan untuk hal yang bermanfaat di dunia dan juga tidak diutamakan untuk kepentingan akhirat. Keempat hati yang kosong dari cinta dan rindu pada Allah. Kelima badan yang lalai dari taat dan mengabdi pada Allah. Keenam cinta yang di dalamnya tidak ada ridho dari yang dicintai dan cinta yang tidak mau patuh pada perintah-Nya. Ketujuh waktu yang tidak diisi dengan kebaikan dan pendekatan diri pada Allah. Kedelapan pikiran yang selalu berputar pada hal yang tidak bermanfaat. Kesembilan pekerjaan yang tidak membuatmu semakin mengabdi pada Allah dan juga tidak memperbaiki urusan duniamu. Kesepuluh rasa takut dan rasa harap pada makhluk yang dia sendiri berada pada genggaman Allah. Makhluk tersebut tidak dapat melepaskan bahaya dan mendatangkan manfaat pada dirinya, juga tidak dapat menghidupkan dan mematikan serta tidak dapat menghidupkan yang sudah mati. Itulah sepuluh hal yang melalaikan dan sia-sia. Di antara sepuluh hal tersebut yang paling berbahaya dan merupakan asal muasal segala macam kelalaian adalah dua hal yaitu hati yang selalu lalai dan waktu yang tersia-siakan. Hati yang lalai akan membuat seseorang mengutamakan dunia daripada akhirat, sehingga dia cenderung mengikuti hawa nafsu. Sedangkan menyia-nyiakan waktu akan membuat seseorang panjang angan-angan. Padahal segala macam kerusakan terkumpul karena mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Sedangkan segala macam kebaikan ada karena mengikuti al huda petunjuk dan selalu menyiapkan diri untuk berjumpa dengan Rabb semesta alam. Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Faedah ilmu dari Al Fawa’id, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Darul Aqidah Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Catatan di masa silam, Panggang, Gunung Kidul, pagi hari yang penuh berkah, 16 Muharram 1430 H Baca Juga Ilmu yang Bermanfaat Bukan Sekedar Dihafalkan Tetap Semangat dalam Hal yang Bermanfaat Kalam of The Day Tim Hikmah detikcom - detikNews Rabu, 29 Apr 2020 1659 WIB Jakarta - Al Quran Surat Ali Imran ayat 191"yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." erd/erd

tidak ada kebaikan yang sia sia