Marianiberkata, setiap peringkat usia dalam masyarakat menggemari komik namun biasanya jenis komik yang dibaca berbeza. "Golongan kanak-kanak biasanya sukakan komik cerita kartun atau siri kartun yang dibukukan seperti Doraemon dan Shin-Chan. "Remaja lebih gemar membaca komik mengenai alam percintaan manakala dewasa lebih tertarik kepada komik yang menerangkan urusan perniagaan," katanya.
1 Cerita disampaikan melalui illustrasi dan teks. Hal ini tentu berbeza dengan karya fiksi dan nonfiksi yang lain yang menyampaikan cerita dengan teks penulisan. 2. Bersifat Alamiah Komik dapat membuat pembaca mengalami secara emosi ketika membaca komik. Pembaca seperti ikut berperanan dan terlibat dalam komik dan menjadi watak utamanya.
Perbedaanutama adalah ukuran. Komik memiliki ukuran dan jumlah halaman yang cenderung sama, sedangkan novel grafis memiliki ukuran dan jumlah halaman yang berbeda-beda. Novel grafis dapat memiliki hard/soft cover, berwarna atau hitam putih Alur cerita Pada novel grafis cenderung rumit dan bervariasi
Berikut20 jenis buku yang perlu Anda ketahui: 1. Novel. Nove l menjadi salah satu jenis buku yang cukup familiar terutama bagi Anda yang gemar dengan cerita panjang. Novel merupakan suatu karya sastra yang memiliki bentuk prosa yang didalamnya terdapat 2 unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Atau mudahnya pengertian novel adalah
2 Sastra tradisional, seperti mitos, dongeng, cerita rakyat, legenda, dan sajak. 3. Fiksi, seperti fantasi, fiksi modern, dan fiksi sejarah. 4. Biografi dan Autobiografi. 5. Ilmu pengetahuan atau ensiklopedi 6. Puisi dan Syair. 2 B. Jenis jenis bacaan anak Bacaan anak banyak jenisnya, tiap-tiap jenis bacaan memiliki ciri masing- masing 3 .
ITBaEL. AbstrakMedia komik ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi berbahasa siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 SD. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Researchand Development R & D yang menggunakan model pengembangan ADDIE. Pengembangan dengan model ADDIE melalui beberapa tahapan diantaranya Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Subjek penelitian siswa kelas 3 dengan jumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data berupa validasi dari ahli media dan materi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa media komik yang dihasilkan 1 kevalitan data yang diperleh dari penilaian ahli media 85% dan dari ahli materi 90% yang masuk dalam kategori sangat baik. 2 Respon dari angket guru dan siswa terhadap penggunaan media komik juga masuk dalam kategori yang sangat baik, perolehan angket guru adalah 90% dan angket respon siswa memperoleh skor 3 hasil observasi kompetesi berbahasa siswa mengalami peningkatan dari sebelum menggunakan media komik hanya dan setelah menggunakan media komik menjadi artinya kompetensi berbahasa siswa meningkat Berdasarkan hasil validasi ahli materi, ahli media, angket respon guru dan siswa yang rata-rata menunjukan kategori baik, maka media komik Bahasa Indonesia yang dikembangkan layak digunakan untuk membantu siswa meningkatkan kompetensi kunci komik, kompetensi berbahasa siswaAbstractThis comic media aims to develop the language competence of students in 3rd grade Indonesian language learning. This study uses a type of research Research Development R & D that uses the ADDIE development model. Development with the ADDIE model through several stages including Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Research subjects in grade 3 students with a total of 20 people. The data collection technique is in the form of validation from media and material experts. The results of the study show that the comic media produced 1 the validity of the data obtained from the assessment of media experts is 85% and from the material experts 90% are included in the excellent category. 2 The responses from teacher and student questionnaires to the use of comic media also fall into a very good category, the acquisition of teacher questionnaires is 90% and the student questionnaire scores 3 the results of the observation of language competency of students experienced an increase from before using the comic media only and after using the comic media became meaning that students' language competencies increased by Based on the results of the validation of material experts, media experts, teacher and student response questionnaires which showed good categories on average, the Indonesian language comic media developed properly was used to help students improve their language comics, student language competence Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 124 JURNAL CAKRAWALA PENDAS Media Publikasi pada Bidang Pendidikan Dasar p-ISSN 2442-7470 e-ISSN 2579-4442 Volume 5 Nomor 2 Edisi Juli 2019 ______________________________________________________________________ PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI BERBAHASA PADA SISWA KELAS 3 SD Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Program Studi FKIP-PGSD, Universitas Kristen Satya wacana Salatiga, 292014054 , Abstrak Media komik ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi berbahasa siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 SD. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Researchand Development R & D yang menggunakan model pengembangan ADDIE. Pengembangan dengan model ADDIE melalui beberapa tahapan diantaranya Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Subjek penelitian siswa kelas 3 dengan jumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data berupa validasi dari ahli media dan materi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa media komik yang dihasilkan 1 kevalitan data yang diperleh dari penilaian ahli media 85% dan dari ahli materi 90% yang masuk dalam kategori sangat baik. 2 Respon dari angket guru dan siswa terhadap penggunaan media komik juga masuk dalam kategori yang sangat baik, perolehan angket guru adalah 90% dan angket respon siswa memperoleh skor 3 hasil observasi kompetesi berbahasa siswa mengalami peningkatan dari sebelum menggunakan media komik hanya dan setelah menggunakan media komik menjadi artinya kompetensi berbahasa siswa meningkat Berdasarkan hasil validasi ahli materi, ahli media, angket respon guru dan siswa yang rata-rata menunjukan kategori baik, maka media komik Bahasa Indonesia yang dikembangkan layak digunakan untuk membantu siswa meningkatkan kompetensi berbahasanya. Kata kunci komik, kompetensi berbahasa siswa Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 125 Pendahuluan Mengubah cara berpikir manusia menjadi lebih maju dan selalu berkembang dapat dilakukan melalui pendidikan. Pemerintah harus memperhatikan dan memperbaikiki kualitas pendidikan di Indonesia, mengingat Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang. Kualitas pendidikan dapat diperbaikai dengan banyak cara yang digunakan. Cara yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan salah satunya dengan mengembangkan aspek dalam pendidikan yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran siswa. Pengembangan media pembelajaran siswa yang dilakukan agar siswa dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki siswa. Menurut Budiarti dan Haryanto 2016234 media pembelajaran merupakan salah satu alat bantu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang merupakan sarana komunikasi baik berupa media cetak maupun dengar. Media pembelajaran mempermudah siswa untuk untuk melihat hal yang sama dengan siswa laian melelui penjelasan guru. Penggunaan media merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran, penerapan media pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi efektif, efisien,cepat, luas, banyak, dan bermakna bagi siswa. Media pendidikan yang dikembangkan hususnya pada jenjang SD salah satunya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi berbahasa siswa. Disampaikan oleh Budiarti dan Haryanto 2016234 pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang laian, melalui bahasa siswa dapat mengemukakan gagasan dan perasaan dengan menggunakan kemampuan imajenatif yang dimilikinya. Definisi kompetensi menurut PP No 74 tahun 2008 adalah seperangat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh siswa dalam pembelajaran. Salah satu kompetensi yang perlu dikembangkan dan ditekankan terutama di Sekolah Dasar adalah kompetensi berbahasa. Kompetensi berbahasa menurut Tarigan 20082 membagi kompetensi berbahsa menjadi empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak listening skills, keterampilan berbicara speaking skills, keterampilan membaca reading skills, dan keterampilan menulis writing skills yang merupakan satu kesatuan yang saling terkait disebut catur tunggal. Halimah 200810 menyatakan standar kompetensi yang harus dicapai siswa melalui pembelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, menimbulkan penghargaan terhadap hasil karya manusia. Standar kompetensi tersebut dimaksudkan agar siswa dapat sisap menghadapi situasi multiglobal lokal yang berorientasi pada masa depan. Guru dapat membantu siswa membangun strategi komunikasi untuk menghadapi situasi kritis yang dihadapi siswa dengan cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pebelajaran Bahasa Indonesia. Halijah 2017326 aspek yang digunakan untuk meningkatkan kompetensi berbahasa siswa yang baik dan benar dengan menguasai banyak kosa kata, penguasaan kosa kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mutlak harus ditingkatkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Hasil wawancara dan observasi yang dlakukan di SD Negeri Langensari 02, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang ditemukan beberapa permasalan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang menunjukkan 1 guru kurang memiliki media belajar yang beragam untuk menyampaikan materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.2 sekolah membutuhkan media berupa buku cerita yang sangat dibutuhkan siswa untuk mengembangkan imajinasinya.3 guru belum mimiliki alat yang efektif sebagai media pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.4 buku pelajaran siswa kurang memberikan materi yang menarik untuk tercapainya kompetensi berbahasa siswa. Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 126 Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuakn oleh Listiyawati 201262 yang menyatakan bahwa dalam pembuatan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru mengalami kesulitan. Penelitian yang dilakukan oleh Sundari, dkk 2018272 menyatakan bahwa buku cetak siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kurang memberikan materi yang kurang menarik bagi siswa. Berdasarkan beberapa hasil penelitian lain dan observasi di lapangan maka dilakuakn pengembangan media pembelajaran berupa komik pendidikan yang digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3 pada kurikulum KTSP untuk meningkatkan kompetensi berbahasa siswa. Permaslahan lain yang muncul relevan dengan penelitian yang dilakukan Zulaeha 201398 model pembelajaran Bahasa Indonesia yamg meliputi aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara cenderung monokultural dalam pelaksanaan dan penyajiannya, dalam buku pelajaran lebih mengankat budaya dari satu daerah tertentu, dan dalam pelaksanaannya belum menggunakan pendekatan dan metode tertentu yang dapat menggali potensi budaya yang dimiliki siswa. Media merupakan bahasa latin dari kata jamak medium yang berarti perantara atau pengantar secara harafiah. Medeo adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne 1970 menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Briggs 1970 berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Relevan dengan penelitian yang dilakuakan oleh Anugraheni 2018 134 Perangkat adalah alat/media yang digunakan untuk mencapai satu tujauan atau hasil yang diharapkan. Perangkat pembelajaran dapat diartikan sebagai alat yang digunakan oleh pendidik dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran sehingga tercapai interaksi antara guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa tertuang dalam kegiatan pembelajaran. Anugraheni, Kristin, dkk 201835 menyatakan perangkat pembelajaran yang dihasilkan harus sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, perangkat pembelajaran yang disusun dan dirancang berguna untuk proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Dari penjelasan mengeni perangkat atau media pembelajaran dan melihat hasil obserfasi di lapangan maka yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media komik untuk pembelajaran Bahasa Indonesia. Komik merupakan salah satu media belajar dalam bentuk seni rupa dua dimensi yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disususn sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Komik biasanya dicetak di atas media berupa kertas yang dilengkapi dengan teks berisi sebuah cerita. Menurut KBBI, komik adalah cerita bergambar di majalah, surat kabar, atau bentuk buku yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Mc. Cloud 2002 mengemukakan bahwa gambar-gambar yang berurutan merupakan sarana komunikasi yang unggul. Hidayah 201737 komik adalah satu kartun yang mengungkapkan satu karakter yang memerankan satu cerita dalam urutan yang erat, dihubunkan dengan gambar untuk memberikan hiburan bagi pembaca, digunakan sebagai sumber belajar siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Menurut Hurlock 1978 komik merupakan media yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan kepribadian anak, komikpun dapat dipergunakan sebagai sarana komunikasi, menyampaikan cerita, pesan, dan bahkan sampai pada hal-hal yang berbau ilmiah. Indaryari dan Jailani 201587 menyatakan media komik berpotensi lebih disukai siswa dikarenakan gambar dalam komik dapat menghidupkan deretan teks dan tulisan yang menyertainya, sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. Siswa dapat membayankan terlebih dahulu apa yang menjadi topik inti yang dipelajari melalui gambar. Budiarti dan Haryanto 2016235 media komik berfunsi sebagai penyampai pesan yang dikemas dalam bentuk yang menarik agar siswa lebih tertarik untuk belajar, tahap pembuatan media komik meliputi 1 tahap pengidentifikasian Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 127 target, 2 pengidentifikasian warna, dan 3 pembuatan sekenario. Pengembangan media komik dalam kegiatan belajar mengajar di SD bertujuan untuk memberikan inovasi dalam memperkaya media pembelajaran. Komik pembelajaran ini berisi gambar khas yang berurutan dilengkapi dengan panduan kata-kata yang dibuat semenarik mungkin untuk meningkatkan motivasi siswa dan minat siswa untuk belajar Bahas Indonesia. Penelitian pengembangan media komik ini dapat membatu siswa dalam mengembangkan kompetensi berbahasanya di sekolah melalui proses pembelajaran oleh guru, dimana keterampilan berbahasa siswa akan tampak secara langsung dalam kegiatan komunikasinya sehari-hari. Dapat diperkuat melalui hasil penelitian oleh Ambaryani dan Airlanda 2017 19 di SD Negeri Ngagrong, Ampel yang membuktikan bahwa melalui media komik siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini membuktikan bahwa pengembangan media komik dapat membatu siswa dan guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Metode Penelitian Model penelitian yang digunakan adalah Reaseacrch and Development R & D. Jenis pengembangan yang digunakan adalah procedural desain pembelajaran dari ADDIE Pribadi,201125 yang terdiri dari tahap Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation, dimana data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang didapatkan melalui angket. Menurut Sugiyono 2013 mendefinisikan metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang didapat kemudian akan diolah dan dianalisis secara deskriptif-kuantitatif. Hasil validasi layak atau tidaknya penggunaan media komik dari angket ahli media, ahli materi, guru dan siswa terhadap penggunaan media komik kemudian dikonversi ke dalam skala Likert. Tabel 1. Interpretasi Skor pada model ratingscale Sugiyono, 2013 170 Penelitian dilaksanakan pada 13-14 Maret 2019 di kelas 3 SD N Langensari 02 dengan subjek penelitian siswa kelas 3 yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini selain untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media komik juga untuk mengetahui peningkatan kemampuan kompetensi berbahasa siswa sebelum dan sesudah menggunakan media komik. Peningkatan kemampuan kompetensi berbahasa siswa diukur melalui lembar observasi kompetensi berbahasa siswa. Hasil dan Pembahasan Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa komik āBuah Kejujuranā untuk siswa kelas 3 SD untuk pembelajaran Bahasa Indonesia. Pengembangan ini dilakukan dengan model ADDIE diantaranya Analisis Analysis Berdasarkan penjelasan yang diperoleh, hasil analisis kebutuhan berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara guru di sekolah, membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran khususnya komik masih jarang digunakan. Selain itu media yang digunakan siswa untuk meningkatkan kompetensi berbahasanya juga masih dianggap kurang. Analisis Kurikulum dan Materi Analisis yang dilakukan selanjutnya sesuai dengan analisis yang ada dalam kurikulum 2006 Bahasa Indonesia untuk kelas 3 SD semester genap dengan beberapa Standar Kompetensi SK dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Diturunkan menjadi satu Kompetensi Dasar KD dalam setiap aspek yang ada. Media pembelajaran komik yang disusun dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dapat diperoleh indikator berdasarkan materi yaitu 1 Menirukan dialog yang ada dalam komik, 2 Menceritakan peristiwa/ permainan yang ada dalam komik, 3 Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 128 Menjawab pertanyaan yang ada dalam bacaan komik, 4 Menuliskan kembali isi cerita dalam komik dengan bahasa sendiri. Tahap Pengembangan Development Dalam tahap pengembangan produk berupa media komik Bahasa Indonesia āBuah Kejujuranā dapat diuraikan komponen yang ada dalam media komik sebagai berikut. 1. Tampilan Cover 2. Tampilan SK, KD dan Indikator Komik 3. Tampilan Pedoman Penggunaan Komik 4. Tampilan pengenalan Tokoh 5. Tampilan Pesan dalam Komik 6. Tampilan Kegiatan Latihan Soal Tahap Implementasi Tahap hasil validasi ahli media dan materi dilakuakn oleh dosen dari Universitas Kristen Satya Wacana UKSW sebagai pakar ahli media dan materi. Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Media Berdasar penilaian validasi ahli media dapat diperoleh hasil dari aspek Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 129 penelian tampilan 20 dengan skor rata-rata Penelian dalam aspek bahan diperoleh penilian 8 dengan skor rata-rata 4. Dalam aspek pembelajaran diperoleh penilaian 6 dengan skor rata-rata 3. Kesimpulan hasil penilaian keseluruhan aspek adalah 34 dengan rata-rata 85% penilaian dari ahli media ini bila dilihat dari intepretasi skor model ratingscale masuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penilaian ahli media produk media komik yang dikembangkan layak untuk diuji coba lapangan, namum berdasarkan saran dan masukan dari ahli media mengenai beberapa aspek media yang kurang dalam komik maka dilakukan revisi media komik sebelum diuji cobakan di lapangan. Tabel 3. Hasil Validasi Ahli Materi Berdasar penilaian validasi ahli materi maka dapat diperoleh hasil dari aspek penelian pembelajaran 22 dengan skor rata-rata Penelian dalam aspek isi atau materi diperoleh penilian 14 dengan skor rata-rata Kesimpulan hasil penilaian keseluruhan yang dilakukan oleh ahli media dari semua aspek adalah 36 dengan rata-rata 90% penilaian ini masuk dalam kategori sangat baik bila dilihat dari intepretasi skor model ratingscale. Dapat disimpulkan bahwa produk media komik yang dikembangkan layak untuk diuji cobakan, namun berdasarkan saran dan masukan dari ahli materi mengenai beberapa kekurangan dalam aspek materi di dalam komik maka perlu adanya revisi sebelum komik diujicoba lapangan. Tabel 4. Hasil Angket Respon Guru Berdasarkan penilaian angket guru maka dapat diperoleh penilaian dari aspek pembelajaran adalah 15 dengan skor rata-rata dari aspek isi/materi diperoleh penilaian 11 dengan rata-rata skor dan pada aspek bahasa diperoleh penilaian 10 dengan skor rata-rata kesimpulan dari penilaian keseluruhan aspek adalah 36 dengan rata-rata nilai 90%, penilaian ini masuk dalam kategori sangat baik sehingga media komik layak untuk di uji cobakan ke siswa kelas III karena sesuai dengan kebutuhan siswa dalam khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia. Sesuai dengan pendapat Sudjana Rivai 201369 sebagai media pembelajaran komik dapat digunakan guru secara efektif untuk meningkatkan minat, perbendaharaan kata, keterampilan membaca siswa. Tabel 5. Hasil Angket Respon Siswa Kesesuan tampilan penyajian Kesesuaian materi dengan media Perhatian terhadap isi media komik Kemudahan memahami isi cerita Hasil validasi angket siswa dalam uji coba lapangan dengan 20 siswa sebagai responden diperoleh penilaian pada aspek media dengan jumlah 149 dengan rata-rata skor penilaian dalam aspek materi diperoleh jumlah 300 dengan rata-rata skor dan penilaian dalam aspek isi cerita diperoleh jumlah 301 dengan skor rata-rata Kesimpulan hasil validasi respon siswa dalam uji coba lapangan terhadap penggunaan media komik memperoleh total skor keseluruhan 750 dengan rata-rata penilaian 93,7% yang masuk dalam kategori sangat baik, hal ini menunjukan bahwa seluruh siswa merespon baik terhadap penggunaan media komik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 130 Sudjana Rivai 200269 menyatakan bahwa komik sebagai sumber belajar harus didesain berisi materi-materi keilmuan yang mampu menumbuhkan minat baca siswa yang tadinya rendah. Hal tersebut disebabkan komik pendidikan mengandung gambar-gambar, ilustrasi berwarna, alur cerita yang ringkas, dan perwatakan yang realistis sehingga lebih menarik minat siswa untuk membaca. Tahap hasil observasi peningkatan kompetensi berbahasa siswa sebelum dan sesudah menggunakan media komik. Hasil observasi ini untuk mengetahui hasil perbandingan kemampun kompetensi berbahasa siswa sebelum dan sesudah penggunaan media komik, observasi ini dilakukan dengan 20 siswa sebagai responden. Berikut tabelhasil perbandingan kompetensi siwa sebelum dan sesudah menggunakan media komik yang terbagi dalam empat aspek membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Tabel 6. Hasil Observasi Siswa Sebelum Penggunaan Media Komik Hasil observasi siswa sebelum menggunakan media komik diperoleh hanya dalam aspek kompetensi berbahasa siswa, artinya hanya sekitar 10 siswa yang kompetensi berbahasanya baik. Dalam aspek kompetensi menulis diperoleh 45%, artinya bila dirata-rata hanya 9 siswa dari 20 siswa yang kompetensi menulisnya baik. Diperoleh hasil dari aspek kompetensi menyimak sebelum menggunakan media komik, artinya hanya bila dirata-rata hanya 9 siswa yang memiliki kompetensi menyimak baik. Terakhir dalam aspek kompetensi berbicara diperoleh hasil 50%, artinya rata-rata hanay 10 siswa dari 20 siswa yang memiliki kompetensi berbicara yang baik. Tabel 7. Hasil Observasi Siswa Setelah Penggunaan Media Komik Peningkatan aspek kompetensi membaca meningkat sebesar diperoleh dari hasil sebelum menggunakan media komik adalah sedangkan hasil setelah menggunakan media komik adalah 75%. Peningkat aspek kompetensi menulis mencapai 25%, dimana sebelum menggunakan media komik hasil yang diperoleh adalah 45% sedang hasil setelah menggunakan media komik menjadi 70%. Dalam aspek kompetensi menyimak meningkat sebelum menggunakan media komik diperoleh hasil sedang setelah menggunakan media komik meningkat menjadi 70%. Peningkatan terakhir terdapat dalam aspek kompetensi berbicara mencapai 20% dimana sebelum menggunakan media komik diperoleh hasil 50% namun setelah menggunakan media komik hasil yang diperoleh adalah 70%. Dapat diperoleh rata-rata hasil observasi siswa sebelum menggunakan media komik adalah 48% dan sesudah menggunakan media komik adalah sehingga disimpulkan bahwa media komik yang dikembangkan dapat meningkatkan kompetensi berbahasa yang dimiki oleh siswa sebesar Berdasarka pendapat dari Daryanto 2010139-140 komik dapat menambah kemampuan membaca siswa serta penguasaan kosakata yang jauh lebih banyak dari pada siswa yang tidak menyukai komik. Maka dengan adanya kecenderungan inilah komik dibuat dengan berisikan materi pelajaran agar siswa lebih suka untuk membaca dan belajar. Dibandingkan dengan penggunaan media buku teks yang tidak bergambar serta tidak mengandung ilustrasi yang menarik, komik diharapkan dapat membangkitkan minat siswa untuk lebih rajin belajar sehingga hasil belajarnya dapat meningkat. Diperkuat melalui penelitian yang dilakukan oleh Budiarti dan Haryanto 2016 yang menyatakan bahwa media Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 131 komik dapat meningkatkan daya ingat karena siswa belajar dengan cara yang menyenangkan melalui cara mereka sendiri dengan imajenasi yang diarahkan dari pemberian materi yang ada di dalam komik. Hal ini membuktikan bahwa melalui media komik siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan berbahasanya. Kesimpulan Menurut hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh simpulan terhadap media komik Bahasa Indonesia āBuah Kejujuranā sebagai berikut 1 Media komik pembelajaran Bahasa Indonesia āBuah Kejujuranā dapat dikembangkan dengan model pengembangan ADDIE. 2 Efektifitas media komik pembelajaran Bahasa Indonesia āBuah Kejujuranā dapat diketahui dan dilihat dari hasil penelitian berikut. 3 Hasil dari validasi ahli media 85% dengan kategori sangat baik. Hasil validasi ahli materi 90% dengan kategori sangat baik. 4 Hasil angket respon guru 90% dengan kategori sangat baik. Hasil angket respon siswa dengan kategori sangat baik. 5 Hasil observasi kompetensi berbahasa siwa sebelum meggunakan media komik dengan katgori cukup. Hasil observasi kompetensi berbahasa siswa setelah menggunakan media komik dengan kategori baik. Peningkatan kompetensi berbahasa siswa sebelum dan sesudah menggunkan media komik adalah Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai berikut Pengembangan media konik dapat dikembangkan lebih lanjut berkenaan dengan materi lain yang masih berkaitan dengan peningkatan kompetensi berbahasa siswa. Pengembangan media komik yang lain juga dapat dilakukan untuk pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa. Daftar Pustaka Ambaryani ., & Airlanda, G. S. 2017. Pengembangan Media Komik untuk Efektivitas dan Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Materi Perubahan Lingkungan Pendidikan Surya Edukasi, 31. Anugraheni, I. 2018. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Pendidikan Karakter Kreatif Di Sekolah Refleksi Edukatika. 82. Anugraheni, I., Kristin, F., & Airlanda, G. S. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Berbasis Olah Pikir Di Sekolah Dasar. Jurnal Inventa, 2. Budiarti, W. N., & Haryanto. 2016. Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV. Jurnal Prima Edukasia, 42. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta Gava Media. Gagne, Robert M & Leslie J Briggs. 1970. Principles of Instructional Design. Harcort Brace Jovanivich Collage Publisher. San Diego. Halijah. 2017. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Think Pair Share. Jurnal Global Edukasi, 13. Halimah, L. 2008. Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Siswa Kelas 4 SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Jurnal Pendidikan Dasar, 10. Hidayah, N. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV Mi Nurul Hidayah Roworejo Negerikaton Pesawaran. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 41. Hurlock, E. B. 1978. Child Development 6th ed.. New York McGraw-Hill. Pengembangan Media Komik Untuk Meningkatkan... Nadia Astri Pandanwangi, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019 132 Indaryati., & Jailani. 2015. Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V. Jurnal Prima Edukasia, 31. Listyawati, M. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu di SMP. Jurnal Of Innovative Science Education, 11. Mc Cloud, scott. 2002. Understanding Comic. Jakarta. KPG. Pribadi, 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta Dian Rakyat. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Penerbit Alfabeta. Sudjana, Nana., & Ahmad. Rivai. 2002. Media Pembelajaran. Bandung Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana., & Ahmad. Rivai. 2013. Media Pembelajaran. Bandung Sinar Baru Algesindo. Sundari, Lilis, dkk. 2018. Pengembangan Multimedia Interaktif Menggunakan Adobe Flash CS3 Profesional untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas 4 SD. Jurnal Pendidikan Berkarakter, 11. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa. Zulaeha, I. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Berkonteks Multikultural. Jurnal Litera, 121. ... Berdasarkan hasil kerja dari suatu bahan ajar, bisa dikategorikan menjadi lima bentuk antara lain yaitu bahan ajar yang tidak bisa diproyeksikan, artinya bahwa bahan ajar itu langsung dapat digunakan dengan cara dilihat, diamati dan dibaca oleh siswa [10], [23]. Contoh dari bahan ajar yang tidak bisa diproyeksikan yaitu buku, modul, LKS, gambar dll. ...... Dari data angket respon, dapat diketahui bahwa bahan ajar e-comic sahabat ini membantu siswa untuk lebih mudah belajar hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh [10] bahwa bahan ajar sebagai suatu hal mengantarkan informasi serta hal baru pada proses komunikasi antara pendidik dengan siswa. bahan ajar e-comic sahabat didesain untuk membantu guru menyampaikan materi pada tema dua dan subtema dua pada pembelajaran ke 2, dan siswa dapat lebih rajin lagi untuk belajar membaca dan memahami setiap kalimat yang terdapat pada e-comic. ...... Comics, apart from functioning as entertainment, also have a role as media with educational purposes because the variety of images and stories offered makes them a medium for conveying diverse messages. Comics are very influential in providing readers with a quick understanding of things that have educational content Nuraini & Saputro, 2017;Pandanwangi, Kristin, & Anugraheni, 2019, this is because the language of images and text in comics is able to transfer understanding or information quickly to a problem compared to using writing alone. With the ability in these comics, comics can also create student interest in learning. ...Ahdar AhdarMusyarif MusyarifNurleli RamliaEvi MunalestariThis study aims to determine the effectiveness of using comic media in increasing studentsā motivation in social science subjects. This study is an experimental study with a draft factorial pre-test post test involving variable use of comic media. This study was conducted at State Madrasah Tsanawiyah MTsN of Parepare city which involved two study groups in class VIII with a total of 24 students as respondents. The instrument of comic media use was declared valid and reliable with a Cronbach Alpha value of containing 24 statement items. Descriptive analysis of comic media use obtained a mean pre-test value of and post-test which means that the results showed an increase motivation to learn after being given a learning treatment using comic media. The hypothesis test shows a significance value of which means the use of learning comic media provides better results than the use of learning media in the form of Power points. This happens because comic media is interesting, entertaining, and easy for learners to understand. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media komik pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan faktorial pre test-post test yang melibatkan variabel penggunaan media komik. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Kota Parepare yang melibatkan dua rombongan belajar di kelas VIII dengan total 24 siswa sebagai responden dalam penelitian. Instrumen efektivitas penggunaan media komik dinyatakan valid dan reliabel dengan nilai Cronbach Alpha yang berisi 24 item pernyataan. Hasil analisis Deskriptif penggunaan media komik diperoleh nilai mean Pre Test 46,73 dan Post Test 82,80 artinya hasil menunjukkan adanya peningkatan setelah diberikan treatmen pembelajaran menggunakan media komik. Uji hipotesis menunjukkan nilai signifikan sebesar yang berarti penggunaan media komik pembelajaran memberikan hasil yang lebih baik dibandingka dengan penggunaan media pembelajaran berbentuk Power point. Hal ini terjadi karena media komik menarik, menghibur, dan mudah untuk dipahami oleh peserta didik.... Klik atau pindai kode QR ! Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan komik di dalam proses pembelajaran bermanfaat untuk menarik perhatian siswa, meningkatkan minat baca siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengurangi kebosanan di dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Kristanti & Mursyidah, 2019;Nurhayati et al., 2018;Pandanwangi et al., 2019. ...Buku media pembelajaran komprehensif merupakan buku ajar yang dirancang khusus untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru di Indonesia, khususnya Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PGMI dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD. Buku ini memiliki keunggulan dari aspek penggunaan teknologi kode QR yang terhubung dengan video tutorial, kuis interaktif, dan bahan-bahan pendukung praktik pembuatan media pembelajaran. Pokok bahasan buku ini terdiri dari sembilan bagian. Bab 1 tentang hakikat media pembelajaran membahas tentang pengertian media pembelajaran, klasifikasi media pembelajaran, pemilihan media pembelajaran, langkah-langkah pengembangan media pembelajaran, dan penyusunan rencana penggunaan media pembelajaran. Bab 2 tentang media sederhana tiga dimensi membahas tentang pengertian dan manfaat media sederhana tiga dimensi, instrumen penilaian media sederhana, pemanfaatan media realia dan media model. Bab 3 media sederhana dua dimensi membahas tentang pengertian dan manfaat media sederhana dua dimensi, jenis-jenis gambar dua dimensi, papan tulis dan papan buleting, dan bahan cetak. Bab 4 tentang media infografis membahas tentang pengertian dan manfaat, standar elemen media infografis, instrumen penilaian media infografis, dan teknik membuat infografis. Bab 5 tentang media komik membahas pengertian dan manfaat media komik, elemen-elemen media komik, instrumen penilaian media komik, dan teknik membuat media komik. Bab 6 tentang video pembelajaran membahas pengertian dan manfaat video pembelajaran, instrumen penilaian video pembelajaran, penyusunan rencana pembuatan video pembelajaran, perekaman video pembelajaran, dan penyuntingan video pembelajaran. Bab 7 tentang media pembelajaran interaktif dan augmented reality membahas pengertian media pembelajaran interaktif, instrumen penilaian media pembelajaran interaktif, pembuatan media pembelajaran interaktif, dan penggunaan augmented reality. Bab 8 tentang web dan internet membahas pengertian dan manfaat web dan internet, teknik mencari informasi, teknik berbagi media digital, teknik menggunakan kuis daring, dan teknik menggunakan web blog. Bab 9 tentang web e-learning membahas pengertian dan manfaat media web e-learning, instrumen penilaian media web, teknik menggunakan Google Classroom, dan teknik menggunakan Agusvian Asep SopianNunung NursyamsiahLearning the Arabic language at Mts Muallimin NW pancor using the standard textbooks without any improvisation in presenting Arabic language learning materials, the author tries to develop Arabic language learning media with comic media aimed at presenting new media that are more attractive to students Mts Muallimin NW Pancor, the methodology used in this research is the research method of development R&D Research and Development Borg and Gell. One media expert lecturer and one material expert lecturer reviewed product feasibility and responded by 30 students of grade VII MTS Muallimin NW Pancor; the instrument in this research is a questionnaire to see the quality of products and students' responses media. The assessment results from both experts obtained a value of 52 for the assessment of material experts in the range of Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk media pembelajaran berupa media komik pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD. Penelitian pengembangan ini menggunakan langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Model Pengembangan tersebut dikelompokan menjadi 1 melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, 2 melakukan perencanaan, 3 mengembangkan produk awal, 4 melakukan uji coba lapangan awal, 5 melakukan revisi produk awal untuk menyusun produk utama, 6 melakukan uji coba utama, 7 melakukan revisi produk utama untuk menyusun produk operasional, 8 melakukan uji lapangan operasional, 9 melakukan revisi produk akhir, 10 deseminasi. Subjek uji pelaksanaan lapangan pada kelas eksperimen sebanyak 27 siswa dan pada kelas kontrol sebanyak 27 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 media komik pembelajaran layak digunakan dalam pembelajaran. Menurut ahli materi dan ahli media pembelajaran produk media komik berkategori ābaikā. 2 terdapat peningkatan nilai pretest terhadap posttest motivasi belajar bahasa Indonesia dan keterampilan membaca pemahaman antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Keseluruhan uji dan hasil penelitian menunjukan bahwa media komik pembelajaran berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia dan keterampilan membaca pemahaman siswa. Kata Kunci media komik pembelajaran, motivasi belajar bahasa Indonesia, keterampilan membaca pemahaman DEVELOPING COMIC BOOKS FOR STUDYING TO INCREASE MOTIVATION TO LEARN AND READING COMPREHENSION FOR THE FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL Abstract This research aims to develop an comic books that is eligible for the fourth grade students of elementary school, 2 reveal the effectiveness of the developed comic books toward enchancement of student motivation to learn, and enchancement of student reading comprehension. This developmental research refers to the model from Borg & Gall, consist of 1 research & information collecting, 2 planning, 3 develop preliminary form of product, 4 preliminary field testing, 5 main product revision, 6 main field testing, 7 operational product revision, 8 operational field revision, 9 final product revision, 10 dissemination and implementation. The subject of the operational field testing consists of 27 as the experimental class and 27 students as the control class. The research finding reveals that the comic books is proper for the fourth grade students of elementary school.1 According to the expert of the material and the expert of the educational media, the comic books product is categorized into āgoodā. 2 There is an increase in the pretest to posttest at control class and experimental class of motivation for study after using comic books, and reading comprehension after using comic books for study. Overall test and the results showed that the comic books take effect that positive and significant to studentās motivation to learn and studentās reading comprehension. Keywords comic books for studying, motivation to learn, studentās reading comprehension. jumlah bacaan jenis komik dan cerita rakyat adalah